Kehilangan anak tercinta memang pilu, tapi selalu ada berkah di balik setiap peristiwa.
Asalkan kita mampu menyikapinya secara bijak, penuh kesabaran dan keikhlasan.
”Inna lillaahi wa inna ilaihi raaji’un”
Sesungguhnya kita ini adalah milik Allah, dan pasti kita akan kembali kepada pemilik kita, Allah Ta’ala
Buat para orang tua yang memiliki anak yang meninggal sebelum baligh, kematian tersebut bisa menjadi berkah dan mengantarkan kita menuju surga Allah.
Bagaimana caranya?
1. Sabar dan iklas menerima kepergian sang anak, tidak meratapi kepergiannya secara berlebihan.
2. Sadar dan memuja Allah, mengucapkan kalimat istirja (innaa lillahi wainnailillaihi roojiun) dan merenungi kandungan maknanya. Kita, anak kita, dan segala sesuatu yang ada di sekitar kita semuanya adalah milik Allah. Anak adalah amanah, titipan dari Allah, yang mesti kita jaga dan pelihara dengan sebaik-baiknya. Karena anak ibarat barang titipan tentu suatu saat jika Sang Pemilik akan mengambil kembali miliknya tersebut kita mudah berlapang dada menyerahkan barang titipan tersebut kepada sang Pemilik.
3. Mengharap pahala atas kematian sang anak.Kematian seorang anak bukanlah suatu musibah melainkan himpunan berkah yang mesti dipetik oleh orang yang ditinggalkan. Orang tua semestinyalah memohon pahala dan keberkahan dari peristiwa tersebut, maka dengan senang hati Allah akan melimpahkan banyak kebaikan dan pahala.
Anak hanya bisa menolong orang tuanya kalau mereka masih berada dalam jalan Islam. Kalau sudah menyimpang dari jalan Islam atau berbagai peraturan yang telah ditetapkan Allah dan Rasul-Nya, pertolongan itu akan batal dengan sendirinya.
Disarikan dari: http://ahsinmuslim.wordpress.com/2008/05/22/berita-gembira-tuk-orang-tua-yang-anaknya-meninggal-dunia/
Mengenang 6 tahun tanpa Kakak, gak mau galau dan tetap semangat… !
takdir memang menjadi rahasia allah termasuk kematian. cukup sulit mengikhlaskan anak yang masih kecil harus meninggalkan orang tuanya. Apa daya kita sebagai orang tua harus selalu tabah dan tawakal.