
Bermula dari status teman di Facebook kurang lebih seperti ini:
“Kerja 7 jam sehari. Makan lebih dari 2 jam sehari. Kumpul-kumpul teman bisa 3 jam seharian. Masa ngaji 1 juz sehari yang mungkin hanya 2 jam, tidak bisa?
Ayo ikut membaca One Day One Juz…. “
Tiba-tiba, ujug-ujug, mak jegagig…. 😀 seperti dibimbing untuk inbox ke dia dan langsung mendaftar group ODOJ (One Day One Juz) hari itu juga.
Entah mengapa saya kok maunya ikut, lha wong sebelumnya waktu 24 jam sehari saja tiada cukup. Dari pagi buta sudah rempong kerjaan rumah tangga, lanjut ngantor di pabrik seharian. Pulang kerja sudah disambut lagi kerjaan rumah plus ngurus anak dan suami. Malamnya ngerjain bisnis ber-Oriflame ria. Libur cuma hari Minggu. Fiuuuhh.. kalau semua lagi ngepasin sama sibuknya, kepala ini susah deh diajak nginget-inget, lupa hari dan tanggal.
Lagipula nih kalau ngaku dosa, kadang-kadang meski bulan Ramadhan pun saya tidak bisa menyelesaikan 30 juz. Seringnya masih dilanjut 2-3 bulan sesudahnya, itu pun kalau lagi rajin. Jangan ditiru yaa..

Ehh.. Juz ‘amma nya punya Kania hehe…
Ishhh… Bagi saya yang malas ini, biasa itu mungkin memang harus dipaksa. Kalau dipikir sekarang ini pas lagi insyaf, buat apa saya mengejar to do list duniawi terus menerus ya…. Jatah hidup kan makin berkurang, nggak tau pula kaan kapan dapat giliran “dipanggil” ? :D.
Akhirnya dengan modal nekat, saya bergabung ODOJ tanggal 10 Desember 2013, group ODOJ 517. Satu minggu pertama adalah awal yang paling berat. Sering lhoo sampai migren dalam menyelesaikan satu juz dalam sehari. Selain belum terbiasa, belum menemukan iramanya, juga lamaa rasanya dan stress seperti dikejar target…. 😀
Alhamdulillaah.. saat ini sudah berjalan 3 bulan lebih dan sudah menemukan iramanya. Idealnya adalah begini, 1 juz itu kan 10 lembar. Dibaca masing-masing 2 lembar tiap sesudah shalat wajib. Perlu waktu kira-kira 5 menit per lembarnya.
Irama saya adalah 2 lembar sesudah shalat Subuh dan yang lainnya saya selesaikan di antara waktu magrib dan sesudah Isya. Kalau sesudah magrib masih rempong ya lanjut agak malam. Pokoknya pantang tidur deh sebelum selesai 1 juz di hari itu 😀
Karena saya kuper, baru tau bahwa ternyata di luar sana banyak juga yang kontra dengan program ODOJ ini. Bagi saya yang memang cetek sekali ilmunya ini belum bisa berkomentar. Jalani saja dulu sambil belajar.
Saya hanya ingin berbagi tentang hikmah yang saya rasakan:
1. Lebih lancar membaca Al Quran, belajar lagi tajwid dan makhraj. Bahkan tidak sekedar membaca, kalau lagi berhalangan, saya membaca tarjamahnya. Sedikit demi sedikit merefresh ngaji waktu kecil dan belajar agama.
Ssstt.. malu kan mengaku muslim tapi membaca kitab sucinya sendiri tidak lancar bahkan tidak bisa atau tidak mau?
2. Dulunya kalau minta anak-anak mengulang membaca Al Quran atau hafalannya sesudah magrib itu susaaah banget. Sekarang, alhamdulillaah sudah pada stand by sendiri sesudah magrib. Taj selain membaca juga menghafal, bahkan kemarin sudah setor hafalan surat Al Muzamil. Hampir selesai juz 29 nya. Kania… masih hafalan juz amma. Tidak mengejar target, yang penting dia senang dan terbiasa mengaji.
3. Secara psikis… saya kok merasa lebih “cool” sekarang. Cieeee…. Kejar-kejaran dengan to do list tidak membuat saya ngos-ngosan banget, ada masalah di kantor gak membuat saya bete dan nangis, dicurcoli orang banyak tiap hari juga ga sempat bikin saya larut menggalau.
Mungkin nantinya, bisa saja saya mundur dari group dengan tetap menjalankan kebiasaan bagus ini dan membina silaturahim dengan teman group ODOJ.
Memaksa diri belajar Al Quran. Dari yang sekedar membaca, lama-lama pasti tergelitik untuk mendalami ilmunya, bagaimana cara membaca yang benar, lalu mengkaji ilmunya dan menjalankan dalam semua aspek hidup sehari-hari.
Hal besar diawali dari yang kecil dan bismillaah saya mengawalinya dengan ODOJ.
Thanks to Windy yang mengenalkan saya dengan program ini, thanks to pemrakarsa program ODOJ, thanks to ODOJers 517 ber-ukhuwah karena Allah memang indah.
Alhamdulillah sejak ikut grup 509, de juga merasakan yang sama mbak.
Alhamdulillaah.. sudah makin mengalir dalam jiwa pastinya ya?