“Bila yang tertulis untukku
Adalah yang terbaik untukmu
Kan kujadikan kau
Kenangan yang terindah dalam hidupku
Namun tak kan mudah bagiku
Meninggalkan jejak hidupku
Yang t’lah terulir abadi
Sebagai kenangan yang terindah”
Duuh gara-gara dengar lagu ini saat berangkat kerja tadi, membuat pikiran melayang ke masa lalu.
Cuplikan lirik lagu “Kenangan Terindah”nya Samsons ini jadi lagu kenangan saya setelah 7 tahun lebih meninggalkan tempat kerja sebelumnya. Yang saya ingat sih lagu ini terdengar saat makan malam bersama tim Baking Demo, yang ternyata menjadi perjalanan tugas terakhir saya di situ.
Bukan karena romantis lhooo kalau lirik itu ternyata cukup menggambarkan perasaan hati saya terhadap pekerjaan. “Cinta” dan “dia” yang tergambar di lagu itu bukanlah kepada “seseorang” melainkan terhadap “bidang dan tempat kerja”. Cieeeh…. Boleh-boleh saja kaaan?
menjiwai pekerjaan
…
Di pabrik itu saya menemukan passion, menjiwai pekerjaan bahkan bisa berbinar-binar saat menjawab keluhan pelanggan. Punya teman-teman yang menyenangkan, belajar banyak dari atasan dan pimpinan. Bercita-cita setinggi langit bahkan bermimpi menembus awan. Hehe.. bagaimana tidak? Bahkan “working abroad – go international” pun saya berani melakukan perhitungan matematikanya.
Di dalam pekerjaan, pikiran dan tenaga hanya tercurah pada hal-hal teknis. Alhamdulillaah saat itu dihindarkan dari “office politic”. Kalau pun ada gesekan emosi antar personal, meski bisa bikin termehek-mehek namun bisa cepat lupa tuh saat itu.
Aiiih…indahnya. Pengalaman itu tak terulang di tempat kerja sekarang. Namun passion yang sudah saya temukan tetap tersimpan rapi dan selalu siap menggelegak di dalam salah satu sudut hati.
Leave a Reply