Bukan hendak menggugat takdir kepergianmu
Bukan pula bermaksud tidak ikhlas pada suratan-Nya
Tapi hati masih menolak pergimu (sama seperti waktu Kakak meninggalkanku dulu)
Kepergianmu adalah renungan dan pelajaranku
Kenapa pergimu pada saat cita-cita berhaji sudah menunggu keberangkatan
Kenapa ide “surprise” ulang tahunmu di tahun ini, justru menjadi ultah terakhirmu
Kini…tak ada lagi nasihat n arahan
Tak ada lagi tempat curhat bila diriku tertekan atau bahkan dipinang di pekerjaan
Cara pandangmu terhadap perempuan berkarya n kesetaraan gender
Dengan tetap berpegang pada nilai agama
Idealisme bahwa bekerja adalah menyenangkan n membawa manfaat buat banyak orang
Insya Allah kuingat n laksanakan selalu
Meski sering aku berbeda pendapat denganmu
Saat memilih sekolah, saat memilih suami, menentukan pekerjaan
Namun aku selalu bisa menentukan pilihanku sendiri, dengan petunjuk n doamu
Juga yang selalu kau ingatkan pada kami, “minta doa ibumu”
Tegarnya dirimu telah banyak teruji sepanjang hidup
Saat sakitnya Kakak, SMS-SMS penghibur senantiasa terkirim untukku
“Allah tak akan menguji hamba-Nya di luar batas kemampuannya”
“Harus ada ujian untuk bisa naik kelas”
“Hasbunallah wa nikmal wakiil, nikmal maula wa nikman nashiir..”
Demikian yang sering terkirim
Saat melepas perginya Kakak pun, hanya ada bening air mata di ujung mata yang sengaja kau sembunyikan dariku (lepas itu 2 cucumu telah berpulang dahulu)
Cara mendidik n berkasih sayang kepada anak-anakmu berbeda dengan cara kami, anak-anakmu
Yup.. cara sekarang yang penuh dengan banyak metode n teori
Komentarmu waktu itu, tak harus berkata cinta untuk mengatakan cinta, tak harus mencium untuk membuktikan sayang
Kuakui.. itulah yang menjadikan kami bisa tumbuh lebih mandiri
Ketenangan n senyummu di detik-detik terakhir
Adalah pembuktian bahwa hidup benar-benar harus berniat ibadah kepada Yang Maha
Menebar manfaat buat banyak orang
Menjalin silaturahim n ukhuwah
Rangkaian kalimat ini kutulis dengan paksa, di antara deraian air mata
Tak sanggup lagi kuungkapkan, meski banyak yang kukenang
Selamat jalan Bapak…
Insya Allah surga untukmu
Semoga anak-anakmu bisa meneruskan jiwa n semangatmu
Mengenang Bapak di 40 hari perginya – wafat 16 Agustus 2010 dalam usia 70 tahun
[…] Almarhum Bapak dulu selalu memotivasi kami untuk bercita-cita besar, tapi sama sekali jauh dengan hal-hal materialistis. Bukan diajari untuk jadi orang kaya, punya mobil bagus, punya rumah besar, tapi dimotivasi untuk bercita-cita bisa sekolah di luar negeri , mendapat rizki, mencintai pekerjaan, jadi perempuan mandiri, problem solver bagi yang membutuhkan, dan sejenisnya. […]